13.9.08

Jadikanlah Aku Seperti Yang KAU Inginkan...

"Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainnya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu.

Dia berkata kepada batang bambu,"Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi pipa saluran air, yang sangat berguna untuk mengairi sawahku?"

Batang bambu menjawabnya, "Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu."

Sang petani menjawab, "Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawahku sehingga padi yang kutanam dapat tumbuh dengan subur."

Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam, kemudian dia berkata kepada petani, "Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini, dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan?"

Petani menjawab batang bambu itu, "Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua itu, karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah."

Akhirnya batang bambu itu menyerah, "Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna bagimu. Ini aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang kau kehendaki."





12.9.08

...tatapan gadis kecil...

siang-siang, dikantor, pas lagi masukin iklan, tau-tau YM ada yang nge-buzz. sebentar kulihat, ternyata om Anton-Rase. cuman anehnya, beliaunya langsung kirim nada-nada indah nan puitis, tanpa prolog dan tanpa adegan basa-basi nyapa-nyapa ringan. naluri penasaran pun akhirnya memaksaku buat membaca baris demi baris dari untaian nada indah yang dirangkai penuh makna. dan kubiarkan dia menyelesaikan kalimat demi kalimat tanpa kusela sedikitpun. hingga pada akhir nan indah, akupun berkomentar,
"huwaahhh so sweet, mengharukan, dan penuh arti...pasti buat yayang tersayang ya om...?"


dan jawab om Anton dengan senyum dan tawa penuh arti,

"bukan, bukan buat yayang, tapi buat gadis kecil yang tatapannya dalem banget dan beberapa hari ini membuatku penasaran dan resah gelisah. tatapan mata yang dalem, menusuk, tapi aku ga tau artinya...seorang gadis kecil yang ceria, namun kutau penuh dengan rahasia dibalik riang tawanya..."

dan aku kembali bertanya, "trus, kenapa kautuliskan untukku om?"

"wah ga tau mba dee, pokoknya begitu mba dee OL, aku langsung pengen nulis ini dan kukirim ketempat mba dee...entah kenapa...anggap aja curhat sekalian iseng hehhehehe...."

dalam hati kecilku berkata,

"great! menarik! tatapan mata yang dalam dan kelam yang membuat seseorang penasaran berhari-hari"

kemudian aku bepikir, tentang sebuah tatapan mata, bisa jadi suatu kebetulan, ga sengaja, tapi bisa jadi memang begitulah adanya. dan pasti tiap orang juga pernah mengalami hal-hal yang mengandung tatapan mata seperti om Anton...hingga kemudian, aku meminta ijin untuk kutulis disini, dan inilah barisan nada indah yang dirasa om Anton dari sebuah tatapan mata gadis kecil nan misterius......


"kubaca, air muka itu, sebuah air yang kering, cahaya yang kering, sinar yang meredup, dan serak kata yang dipaksa nyaring...

bersejenak menatap mata itu, sebuah mata yang bening,mata yang menatap jauh, lebih dari jarakpandang dimana aku berdiri didepanmu
SESUAtu...


tak terdefinisi, tak terinci...
hadir dan menyeruak, memaksa masuk ke dalam inchi-demi inchi pembuluh darah yang penuh oleh gelegak emosi
sesaat itu, entah apa yang terfikir di benakku
entah rindu, entah kebencian yang menjadi rindu..
rasa yang seakan mendorong untukku bersigegas menjemputmu
tapi, bagaimanapun aku tahu dimana lonceng yang kau bunyikan sebagai pertanda keberadaanmu aku memerlukan lebih daripada sekedar itu

sebuah candu, yang terus memberikanku semangat hingga ku tak pernah lelah mengejarmu..."

Semarang, 13 September 2008 (14.22)
by ANTON RADAR




*** teruntuk gadis kecil yang menatapku kala itu dan ku tak tau artinya ***








10.9.08

Inipun Akan Berlalu...

"Ada satu kisah tentang seorang petani kaya mati meninggalkan kedua putranya. Sepeninggal ayahnya, kedua putra ini hidup bersama dalam satu rumah. Sampai suatu hari mereka bertengkar dan memutuskan untuk berpisah dan membagi dua harta warisan ayahnya. Setelah harta terbagi, masih tertingal satu kotak yang selama ini disembunyikan oleh ayah mereka.

Mereka membuka kotak itu dan menemukan dua buah cincin di dalamnya, yang satu terbuat dari emas bertahtakan berlian dan yang satu terbuat dari perunggu murah. Melihat cincin berlian itu, timbullah keserakahan sang kakak, dia menjelaskan, “Kurasa cincin ini bukan milik ayah, namun warisan turun-temurun dari nenek moyang kita. Oleh karena itu, kita harus menjaganya untuk anak-cucu kita. Sebagai saudara tua, aku akan menyimpan yang emas dan kamu simpan yang perunggu.”

Sang adik tersenyum dan berkata, “Baiklah, ambil saja yang emas, aku ambil yang perunggu.” Keduanya mengenakan cincin tersebut di jari masing-masing dan berpisah. Sang adik merenung, “Tidak aneh kalau ayah menyimpan cincin berlian yang mahal itu, tetapi kenapa ayah menyimpan cincin perunggu murahan ini?” Dia mencermati cincinnya dan menemukan sebuah kalimat terukir di cincin itu: INI PUN AKAN BERLALU. “Oh, rupanya ini mantra ayah…,” gumamnya sembari kembali mengenakan cincin tersebut.

Kakak-beradik tersebut mengalami jatuh-bangunnya kehidupan. Ketika panen berhasil, sang kakak berpesta-pora, bermabuk-mabukan, lupa daratan. Ketika panen gagal, dia menderita tekanan batin, tekanan darah tinggi, hutang sana-sini. Demikian terjadi dari waktu ke waktu, sampai akhirnya dia kehilangan keseimbangan batinnya, sulit tidur, dan mulai memakai obat-obatan penenang. Akhirnya dia terpaksa menjual cincin berliannya untuk membeli obat-obatan yang membuatnya ketagihan.

Sementara itu, ketika panen berhasil sang adik mensyukurinya, tetapi dia teringatkan oleh cincinnya: INI PUN AKAN BERLALU. Jadi dia pun tidak menjadi sombong dan lupa daratan. Ketika panen gagal, dia juga ingat bahwa: INI PUN AKAN BERLALU, jadi ia pun tidak larut dalam kesedihan. Hidupnya tetap saja naik-turun, kadang berhasil, kadang gagal dalam segala hal, namun dia tahu bahwa tiada yang kekal adanya. Semua yang datang, hanya akan berlalu. Dia tidak pernah kehilangan keseimbangan batinnya, dia hidup tenteram, hidup seimbang, hidup bahagia..."

mungkin memang begitulah hidup. bagaikan dua sisi mata uang. ada yang baik dan buruk, ada susah ada senang, ada tawa ada tangis, dimana semua berputar dan ada masanya masing-masing. demikian juga dengan segala terjal yang kulalui... aku yakin pasti, bahwa INIPUN AKAN BERLALU dan tergantikan dengan segala yang indah jika tiba masanya...



*** untuk segala cobaan yang Kauberi yang menjadikanku lebih dekat padaMU ***




7.9.08

MENCINTai YAng TIDak SEMPURna

MENCINtai yang TIDak SEMPURNa. Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, itulah kesempatan.

Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, itu bukan pilihan, itu kesempatan.

Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, itupun adalah kesempatan.

Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan dengan segala kekurangannya, itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.

Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi, itu adalah pilihan.

Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu dan tetap memilih untuk mencintainya, itulah pilihan.


PERASAan CINta, simpatik, tertarik, datang bagai kesempatan pada kita.Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan. Pilihan yang kita lakukan.

Berbicara tentang pasangan jiwa, ada suatu kutipan dari film yang mungkin sangat tepat : "Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil"

Pasangan jiwa bisa benar-benar ada. Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang yang diciptakan hanya untukmu. Tetapi tetap berpulang padamu

Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin Melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, atau tidak...

Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita adalah pilihan yang harus kita lakukan.

Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna.


*** untuk jiwa yang tak bisa mencintai yang tak sempurna ***

tentang memaafkan dan melupakan





Mungkin agak telat menuliskan ini, mengingat puasa dah nyampe di hari ke 7. But it's better to late than never, right?! so i keep on writing about forgive and forget.

Tentang memaafkan dan melupakan. FORGIVe and FORGet. jelas hal yang paling susah dengan sifat-sifat dasar manusiawi yang dimiliki manusia. terlebih ketika itu menorehkan luka yang mendalam. pun ketika itu terjadi denganku, akupun akan merasakan kesulitan yang sama baik untuk memaafkan atau pun melupakan dan bahkan mungkin bisa kubawa dalam ingatan, pikiran, jiwa, serta raga di sepanjang hidupku dan kubawa di setiap jejak langkahku.

kemudian aku berpikir dan sejenak membayangkan. jika 1 orang melukaiku dan kubawa di setiap hembusan nafasku dan jejak langkahku, apa yang terjadi ketika 10 atau 100 atau bahkan ribuan orang melukaiku dan kubawa di setiap nafasku dan langkahku?! bukankah itu justru menjadi tumpukan bahkan gundukkan yang berat untuk dipanggul dalam diri dan jiwa?! dan sungguh memberatkan langkah yang kan menjadikanku terseret dan tertatih?!


Memang manusia adalah manusia, yang tiada yang sempurna selain diriNYA. manusia adalah manusia yang punya perasaan lengkap sebagai manusia. Yang bisa merasakan hangat dan nyaman ketika dicinta, dan merasakan benci dan marah ketika disakiti. namun aku beripikir, apakah rela, berjalan dengan segala beban, dengan segala benci, dengan segala dengki karena tersakiti dan terluka?! apakah aku rela, dalam hidup yang singkat ini kuisi dengan kebencian, amarah, dendam, dan luka?! JELAS TIDAK !!! sangat disayangkan bahwa hidupku yang cuma sekali dan singkat ini, harus kuisi dengan segala beban karena amarah, benci, sakit hati, dan luka yang justru akan menghambat langkahku. dan hanya dengan memaafkan dan melupakan untuk kemudian tersenyum tulus, segala beban akan kebencian dan rasa sakit bisa hilang dan langkah menjadi seringan kapas.

jadi buatku, memaafkan dan melupakan bukanlah untuk orang lain yang kita maafkan. tapi lebih untuk diriku sendiri. diri kita sendiri. untuk menjadikan diriku dan diri kita semakin bebas melangkah dan terbang sebebas merpati, menatap luas cakrawala, tanpa beban di hati dan pikiran yang menggelayut.


MEski berat untuk memafkan, meski berat untuk melupakan, tapi yang pasti... aku ingin selalu belajar memaafkan dan melupakan... dan menorehkan segala hal yang menyakitkan di atas pasir, agar mudah terhapus oleh angin dan terlupakan... seperti kisah indah dibawah ini.


"Ada satu kisah tentang 2 orang sahabat karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar dan salah seorang menampar temannya.

Orang yang kena tampar merasa sakit hati, tapi dengan tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir: "HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU."

KEmudian, mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya.

Ketika dia siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu: "HARI INI, SAHABAT TERBAIK KU MENYELAMATKAN NYAWAKU."

Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya "Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir dan sekarang menulisnya di batu?"

Sambil tersenyum temannya menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan bila sesuatu yang luar biasa baik terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar takkan pernah bisa hilang tertiup angin."


demikianlah...
Dalam hidup ini, pasti akan sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan lupakan masa lalu agar perbedaan yang ada bisa hidup berdampingan dan sejalan.

DAN BELAJARLAH MENULIS DI ATAS PASIR...



*** untuk semua yang kucinta dan kubenci, dan untuk semua yang mencintaiku dan membenciku ***