7.9.08

tentang memaafkan dan melupakan





Mungkin agak telat menuliskan ini, mengingat puasa dah nyampe di hari ke 7. But it's better to late than never, right?! so i keep on writing about forgive and forget.

Tentang memaafkan dan melupakan. FORGIVe and FORGet. jelas hal yang paling susah dengan sifat-sifat dasar manusiawi yang dimiliki manusia. terlebih ketika itu menorehkan luka yang mendalam. pun ketika itu terjadi denganku, akupun akan merasakan kesulitan yang sama baik untuk memaafkan atau pun melupakan dan bahkan mungkin bisa kubawa dalam ingatan, pikiran, jiwa, serta raga di sepanjang hidupku dan kubawa di setiap jejak langkahku.

kemudian aku berpikir dan sejenak membayangkan. jika 1 orang melukaiku dan kubawa di setiap hembusan nafasku dan jejak langkahku, apa yang terjadi ketika 10 atau 100 atau bahkan ribuan orang melukaiku dan kubawa di setiap nafasku dan langkahku?! bukankah itu justru menjadi tumpukan bahkan gundukkan yang berat untuk dipanggul dalam diri dan jiwa?! dan sungguh memberatkan langkah yang kan menjadikanku terseret dan tertatih?!


Memang manusia adalah manusia, yang tiada yang sempurna selain diriNYA. manusia adalah manusia yang punya perasaan lengkap sebagai manusia. Yang bisa merasakan hangat dan nyaman ketika dicinta, dan merasakan benci dan marah ketika disakiti. namun aku beripikir, apakah rela, berjalan dengan segala beban, dengan segala benci, dengan segala dengki karena tersakiti dan terluka?! apakah aku rela, dalam hidup yang singkat ini kuisi dengan kebencian, amarah, dendam, dan luka?! JELAS TIDAK !!! sangat disayangkan bahwa hidupku yang cuma sekali dan singkat ini, harus kuisi dengan segala beban karena amarah, benci, sakit hati, dan luka yang justru akan menghambat langkahku. dan hanya dengan memaafkan dan melupakan untuk kemudian tersenyum tulus, segala beban akan kebencian dan rasa sakit bisa hilang dan langkah menjadi seringan kapas.

jadi buatku, memaafkan dan melupakan bukanlah untuk orang lain yang kita maafkan. tapi lebih untuk diriku sendiri. diri kita sendiri. untuk menjadikan diriku dan diri kita semakin bebas melangkah dan terbang sebebas merpati, menatap luas cakrawala, tanpa beban di hati dan pikiran yang menggelayut.


MEski berat untuk memafkan, meski berat untuk melupakan, tapi yang pasti... aku ingin selalu belajar memaafkan dan melupakan... dan menorehkan segala hal yang menyakitkan di atas pasir, agar mudah terhapus oleh angin dan terlupakan... seperti kisah indah dibawah ini.


"Ada satu kisah tentang 2 orang sahabat karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar dan salah seorang menampar temannya.

Orang yang kena tampar merasa sakit hati, tapi dengan tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir: "HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU."

KEmudian, mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya.

Ketika dia siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu: "HARI INI, SAHABAT TERBAIK KU MENYELAMATKAN NYAWAKU."

Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya "Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir dan sekarang menulisnya di batu?"

Sambil tersenyum temannya menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan bila sesuatu yang luar biasa baik terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar takkan pernah bisa hilang tertiup angin."


demikianlah...
Dalam hidup ini, pasti akan sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan lupakan masa lalu agar perbedaan yang ada bisa hidup berdampingan dan sejalan.

DAN BELAJARLAH MENULIS DI ATAS PASIR...



*** untuk semua yang kucinta dan kubenci, dan untuk semua yang mencintaiku dan membenciku ***







1 comment:

Anonymous said...

*speechless*